Sebuah satelit eksperimen akan membawa misi menguji daya tahan mikroba pada kotoran manusia di luar angkasa dan apakah mikroba tersebut bisa menjadi bahan bakar.
Satelit pertama milik Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCOSat, akan membawa misi penting di antaranya: menguji apakah kotoran manusia bisa menjadi sumber energi di luar angkasa.
Proyek yang digarap kelompok peneliti dari Florida, Amerika Serikat, akan memfokuskan pada bakteri yang dikenal sebagai Shewanella MR-1. Bakteri tersebut diketahui bisa mengubah kotoran menjadi hidrogen sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Salah satu cara terbaik untuk menciptakan hidrogen adalah mendorong bakteri untuk menghasilkan hidrogen dari kotoran.
Dalam salah satu misi UNESCOSat, mereka akan membawa Shewanella MR-1 yang punya spesialisasi memakan kotoran. Jika Shewanella bisa mempertahankan selera makannya di luar angkasa, PBB bisa mencari jalan agar satelit tersebut bisa memanfaatkan kotoran manusia sebagai bahan bakar.
Proyek yang digarap kelompok peneliti dari Florida, Amerika Serikat, akan memfokuskan pada bakteri yang dikenal sebagai Shewanella MR-1. Bakteri tersebut diketahui bisa mengubah kotoran menjadi hidrogen sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Salah satu cara terbaik untuk menciptakan hidrogen adalah mendorong bakteri untuk menghasilkan hidrogen dari kotoran.
Dalam salah satu misi UNESCOSat, mereka akan membawa Shewanella MR-1 yang punya spesialisasi memakan kotoran. Jika Shewanella bisa mempertahankan selera makannya di luar angkasa, PBB bisa mencari jalan agar satelit tersebut bisa memanfaatkan kotoran manusia sebagai bahan bakar.
"Jika kita memberikan kotoran ke bakteri tersebut, dia akan mengubahnya menjadi hidrogen yang bisa menjadi sel bahan bakar," lanjut Platt. "Kami akan mencari tahu apakah bakteri tersebut bisa diandalkan."
Ketahanan Shewanella akan ditentukan dari siklus kehidupannya dan perubahan pertumbuhannya di luar angkasa dibandingkan dengan di bumi.
UNESCOSat akan diluncurkan tahun depan dan dijadwalkan akan tetap mengorbit di angkasa selama lima tahun.