Mungkin belum banyak yang tahu bahwa di Thailand sebagai negara penghasil perkebunan kelapa nomor satu di dunia, ternyata banyak memperkerjakan para monyet sebagai tenaga kerja mereka. Para monyet itu dididik di sekolah akademi monyet milik Khuru Samporn atau yang lebih terkenal sebagai Samporn Monkey Training College yang didirikan pada tahun 1957 di District Kancha-Nadit, Provinsi Surat Thani.
Dalam perkembangannya kemudian tempat ini tidak hanya sebagai akademi pelatihan monyet saja, tetapi telah meningkat menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi oleh turis mancanegara. Bahkan tak jarang dari mereka yang datang adalah para pendidik yang khusus ingin melihat langsung dan mempelajari metode pendidikan di sana.
Para turis asing yang mau belajar dari sekolah para monyet benar-benar memiliki kebesaran hati yang tiada terkira, karena banyak dari mereka yang datang ternyata memiliki profesi sebagai pendidik atau pengambil kebijakan di negara asalnya.
Apa yang menarik dari sekolah ini, hingga berhasil mengundang para pendidik dari sekolah manusia untuk studi banding kesini? Ternyata sekolah ini diupayakan menjadi tempat yang senyaman mungkin untuk para monyet. Khuru Samporn menjelaskan bahwa para monyet ini akan bisa menyerap ilmu pelajaran dengan baik, apabila dia benar-benar merasa nyaman dan menganggap bahwa sekolah adalah tempat favoritnya. Maka dari itu kondisi sekolahnya dibuat sedemikian mirip dengan tempat habitat alami para monyet itu dulu berada.
Proses penerimaan siswa sekolah Khuru Samporn pun cukup menarik. Mereka tidak pernah membeda-bedakan calon siswa, mulai dari yang jinak, liar, setengah liar atau amat sangat liar. Semua calon siswa diterima tanpa pandang bulu dan tanpa test masuk. Asalkan usianya sudah mencukupi mereka pasti diterima. Karena bila usianya yang kurang dari 2 tahun, maka monyet tersebut artinya masih harus hidup dengan ibunya untuk mendapatkan kasih sayang sebagai anak-anak. Lagipula usia segitu belum layak untuk dipaksa menjadi pekerja perkebunan. Bukan main, betapa arif dan bijaksananya pengelola sekolah ini.
Mendidik itu identik dengan memperlakukan dengan penuh kasih sayang. Untuk itu Khuru Samporn selalu menekankan tidak boleh menggunakan kekerasan dalam bentuk dan alasan apapun. Baik berupa pukulan atau hukuman kepada para monyet. Melainkan lebih menekankan melalui pendekatan dengan penuh kasih sayang sebagaimana layaknya orang tua pada anaknya. Khuru Samporn melakukan pendekatan ini mulai sejak monyet tersebut berperilaku sangat liar hingga saat lulus nanti. Dan sampai perilakunya akan menjadi sangat jinak dan kooperatif dengan metode yang penuh kelembutan. Mulai dari memberi makan, mengajak main, membelai dan sebagainya.
Waktu memulai sekolah bagi monyet pun sangat fleksibel. Karena setiap monyet yang ingin bersekolah dapat masuk kapan saja sepanjang tahun asalkan usianya sudah mencukupi. Dan karenanya disana tidak ada yang namanya tahun ajaran monyet.
Mendidik monyet pun harus mengetahui gaya dan kecepatan belajar mereka. Maka mendidik merekapun harus berdasarkan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing, yang ternyata berbeda-beda satu dengan lainnya, seperti dijelaskan oleh Khuru Samporn.
Untuk itu Khuru Samporn tahu betul bagaimana cara dia mendidik siswanya agar pendidikannya berhasil. Maka setiap siswa dididik untuk berhasil menguasai keahlian-keahlian dasar, menengah dan tinggi. Tanpa pernah ada satu siswapun yang gagal. Jadi saat mereka lulus, masing-masing monyet telah memiliki keahlian yang lebih kurang sama, antara satu monyet dengan lainnya.
Khuru Samporn sangat bertanggung jawab penuh untuk memperbaiki perilaku monyet. Termasuk misalnya ada monyet yang kecanduan rokok akibat kebiasaan orang membuang puntung sembarangan, lantas dipungut dan dihisap oleh monyet itu. Khuru Samporn dengan sabar melakukan terapi penyembuhan bagi sang monyet hingga ia benar-benar berhenti dari kecanduannya. Hebatnya lagi Khuru Samporn belum pernah mengeluarkan siswanya yang mempunyai masalah dalam berperilaku ataupun dengan alasan ketidakmampuan belajar. Khuru Samporn senantiasa bertanggung jawab terhadap setiap muridnya walau dalam keterbatasan yang mereka miliki.
Sistem pendidikan yang diterapkan di dalam sekolah ini menggunakan proses belajar mengajar dengan melakukan leaning by experience. Yaitu memulai belajar itu dari proses yang mudah lebih dahulu, baru setelah itu menuju yang semakin sulit. Karena itu guru di sini adalah sahabat bagi siswa. Maka seluruh proses pembelajaran haruslah terasa menyenangkan serta memperlakukan siswa sesuai kebutuhan dan kemampuannya masing-masing.Yang paling melegakan hati dan mengagumkan adalah bahwa akademi ini tidak menerapkan ujian akhir bagi kelulusan para siswanya. Karena tidak melakukan ujian kelulusan maka di sana juga tidak pernah mengeluarkan ijasah atau gelar bagi para lulusannya. Dan sebagai gantinya adalah menggaransi setiap siswa lulusannya pasti akan dapat melakukan pekerjaanya dengan sangat mahir sesuai tingkatan pendidikan yang diikutinya. Dan apabila ternyata ada siswa yang dianggap kurang memuaskan, maka siswa tersebut berhak untuk mendapatkan pendidikan ulang tanpa dipungut biaya tambahan. Benar-benar memberikan bukti bukan janji.
Namun ternyata hingga saat ini para pemilik monyet yang menyekolahkan monyetnya di Samporn Monkey Training College merasa sangat puas dan belum pernah ada komplain terhadap hasil kerja para monyet lulusan akademi ini. Tampaknya semakin hari sekolah ini semakin terkenal dan dipenuhi oleh para siswa dari berbagai pelosok daerah di Thailand karena keberhasilannya mencetak lulusan-lulusan unggul dan berkualitas bagi para pemilik perkebunan. Ini nampak jelas pada wajah lulusannya yang bahagia dan berseri-seri yang tergambar dalam foto acara wisuda mereka di atas.Sekolah ini juga telah diakui oleh para praktisi pendidikan dan organisasi-organisasi pendidikan dunia. Hal ini dibuktikan dengan seringnya badan-badan dunia seperti UNESCO, UNICEF, ONEC berkunjung ke sana untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran moral dan wacana membuka wawasan untuk dapat membangun konsep pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak manusia.
Maka ada baiknya apabila kita kebetulan sempat berkunjung ke Thailand mungkin bisa mampir ke Samporn Monkey Training College untuk dapat melihat langsung barang sejenak agar nantinya dapat berbagi cerita kepada para guru ditempat anak-anak kita bersekolah atau pada siapapun yang peduli akan nasib pendidikan bangsa ini. Akhirnya mudah-mudahan kita senantiasa memperhatikan peringatan Allah swt di bawah ini:
“Dan hendaklah kalian takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang benar,” (QS, An Nissa:9)